Kapolri Beri Promosi Jenderal 'Bermasalah', Reformasi Polri Tak Sukses




Jakarta Mutasi dan promosi di tubuh kepolisian dikritik. Selama ini Polri selalu menggaung-gaungkan reformasi. Tapi anehnya, jenderal yang pernah disebut-sebut terkait kasus tertentu malah diberi jabatan baru. Ada apa?

"Semangat melakukan reformasi dan membersihkan polisi yang diduga bermasalah faktanya hanya pepesan kosong. Kami khawatir Kapolri tidak tahu apa artinya reformasi atau bahkan tidak punya semangat untuk melakukan reformasi dan pembersihkan praktek korupsi di Kepolisian," kata peneliti hukum Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho di Jakarta, Jumat (24/2/2012).

Kalau memang Polri serius ingin membenahi diri, Polri harus mendengar suara publik. Emerson yakin, masih banyak jenderal polisi yang bersih dan jauh dari kasus-kasus hukum.

"Promosi pejabat yang diduga bermasalah ini hanya akan mempurburuk citra polisi di mata masyarakat. Masih banyak pejabat Polri yang bersih dan berkualitas yang layak dipromosikan. Sebaiknya Kapolri membatalkan putusan ini," jelas Emerson.

 Polri harus mau mendengar suara masyarakat. Bukankah semboyan Polri adalah milik masyarakat, artinya ketika masyarakat berharap Polri mereformasi diri, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo jangan diam saja.

"Dipromosikannya pejabat Polri yang diduga bermasalah justru memperkuat tidak berjalannya reformasi di kepolisian," jelas Emerson.

Dalam fotokopi telegram rahasia (TR) bernomor ST/379/II/2012 tanggal 23 Februari 2012 yang beredar di wartawan, Jumat (24/2/2012), tertulis Brigjen Edmond Ilyas yang sebelumnya menjadi staf ahli Kapolri kini dipromosikan menjadi analis kebijakan utama bidang sosek sahli Kapolri.

Kemudian Brigjen Raja Erizman yang dahulu menjadi staf ahli Kapolri kini menjadi analis kebijakan utama bidang sosbud sahli Kapolri. Dan juga, Kadiv Propam Polri Irjen Budi Gunawan diangkat dalam posisi baru menjadi Kapolda Bali menggantikan Irjen Pol Totoy Gunawan.

 Edmond Ilyas dan Raja Erizman pernah disebut-sebut terkait dalam kasus Gayus Tambunan. Keduanya bahkan pernah diperiksa Propam Polri atas dugaan menerima uang dalam kasus Gayus. Keduanya dahulu menjabat Direktur Ekonomi Khusus Mabes Polri. Saat itu keduanya pun diberi 'hukuman' dengan dicopot dari jabatannya.

Sedang Budi Gunawan pernah dikait-kaitkan dengan kepemilikan rekening gendut. Mantan ajudan Megawati ini disebut-sebut masuk dalam laporan PPATK. Namun baik Budi dan Mabes Polri sudah membantah soal rekening gendut itu.


Tampilkan

(ndr/asy)


Comments

Seo said…
kunjungan balik dari toko blog gan.. lanjutkan bloggingnya.. ilmu di google melimpah.. sukses dan salam kenal blogger nusantara
A_B said…
Terima kasih gan,,,, atas kunjungan dan sarannya untuk blog ini,,,,, segera berkunjung balik,,,

Popular posts from this blog

TENTANG MALUNSEMAHE

Samurai Peninggalan Jepang di Gorontalo

Nazaruddin Serahkan Bukti Aliran Dana Demokrat ke KPK