Bahaya bagi Yang Suka Marah
Percaya atau tidak, semakin sering anda marah, semakin memperpendek usia anda. Begitu kata Periset di Amerika serikat (AS) dalam Penelitiaan terbarunya.
Kajian terbaru menunjukan, kemarahan dan emosi Tinggi dapat memicu irama jantung yang mematikan. Riset di awali dengan memperhatikan bagaimana kemarahan bisa mempengaruhi sistem elektrik jantung. Dr Rachel lampert dari yale University di new heaven, connecticut (AS) bersama coleg-coleganya melakukan riset- riset terhadap 62 pasien jantung dengan menggunakan alat geter jantung yang di letakan ke tubuh mereka atau di sebut ICD.
ICD bisa mendeteksi irama jantung atau "arrhythimia'', yang mengantarkan ke tujutan listrik guna memulikan detak jantung normal.
dalam riset ini, pasien di minta berolah raga untung menghitung episode kemarahan mereka. Sementara itu tim lampert melakukan tes yang di sebut pengatur gelombang-T untuk mengukur ketidak stabilan listrik pada jantung.
tiem riset secara spesifik mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden guna mengingat kembali episode-episode kemarahan mereka. hasilnya: rasa marah bisa meningkatkan ketidakstabilan Elektrik pada pasien, kata Lampert.
Riset juga menunjukan Kemarahan bisa memicu Kematian, setidaknya untuk orang-orang yang cendrung suka marah sehingga menimbulkan gangguan listrik pada jantung.
Tak lama dari temuan Lampert, Michael Inzlict , profesor psikologi univesity of toronto kanada, Membeberkan penelitian yang hasilnya agak berhubungan dengan hasil riset Lampert.
Berbagai orang dari latar agama yang berbeda (ISLAM, KRISTEN, HINDU DAN BUDHA) di teliti. Peserta di minta untuk mengisi kuesioner agama tentang keyakinan mereka terhadap Tuhan dan tingkat keimanan mereka. lalu mereka di minta untuk mengerjakan tugas stroop, sebuah tes psikologi Yang mengukur waktu reaksi selama menjalankan berbagai tugas seperti mengenali warna dengan cepat. di tubuh setiap responden di pasang elektroda yang mengukur aktivitas di wilaya otak yang di sebut AnteriorCingulatecortex (ACC) alat ini untuk mengendalikan emosi dan membantu orang guna Memodifikasi perilaku saat mengalami sebuah kejadian yang memicu kecemasan , seperti saat melakukan kesalahan.
hasil temuaan profesor Michael menunjukan, otak orang yang beragama (lebih religius) lebih tenang Di Banding dengan orang yang tak dekat dengan agama. Orang-orang religius atau yang percaya kepada Tuhan, terbukti memiliki tingkat stres atau kecemasan yang lebih rendah setelah melakukan kesalahan, ujar Michael.
Nah, dua penelitian bisa jadi saran, bagi yang suka Marah. dari pada hoby marah,,!!!!!! lehih baik Kita ZIKIR Saja....
Terima kasih atas kunjungannya ,....!!!!!!
Kajian terbaru menunjukan, kemarahan dan emosi Tinggi dapat memicu irama jantung yang mematikan. Riset di awali dengan memperhatikan bagaimana kemarahan bisa mempengaruhi sistem elektrik jantung. Dr Rachel lampert dari yale University di new heaven, connecticut (AS) bersama coleg-coleganya melakukan riset- riset terhadap 62 pasien jantung dengan menggunakan alat geter jantung yang di letakan ke tubuh mereka atau di sebut ICD.
ICD bisa mendeteksi irama jantung atau "arrhythimia'', yang mengantarkan ke tujutan listrik guna memulikan detak jantung normal.
dalam riset ini, pasien di minta berolah raga untung menghitung episode kemarahan mereka. Sementara itu tim lampert melakukan tes yang di sebut pengatur gelombang-T untuk mengukur ketidak stabilan listrik pada jantung.
tiem riset secara spesifik mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden guna mengingat kembali episode-episode kemarahan mereka. hasilnya: rasa marah bisa meningkatkan ketidakstabilan Elektrik pada pasien, kata Lampert.
Riset juga menunjukan Kemarahan bisa memicu Kematian, setidaknya untuk orang-orang yang cendrung suka marah sehingga menimbulkan gangguan listrik pada jantung.
Tak lama dari temuan Lampert, Michael Inzlict , profesor psikologi univesity of toronto kanada, Membeberkan penelitian yang hasilnya agak berhubungan dengan hasil riset Lampert.
Berbagai orang dari latar agama yang berbeda (ISLAM, KRISTEN, HINDU DAN BUDHA) di teliti. Peserta di minta untuk mengisi kuesioner agama tentang keyakinan mereka terhadap Tuhan dan tingkat keimanan mereka. lalu mereka di minta untuk mengerjakan tugas stroop, sebuah tes psikologi Yang mengukur waktu reaksi selama menjalankan berbagai tugas seperti mengenali warna dengan cepat. di tubuh setiap responden di pasang elektroda yang mengukur aktivitas di wilaya otak yang di sebut AnteriorCingulatecortex (ACC) alat ini untuk mengendalikan emosi dan membantu orang guna Memodifikasi perilaku saat mengalami sebuah kejadian yang memicu kecemasan , seperti saat melakukan kesalahan.
hasil temuaan profesor Michael menunjukan, otak orang yang beragama (lebih religius) lebih tenang Di Banding dengan orang yang tak dekat dengan agama. Orang-orang religius atau yang percaya kepada Tuhan, terbukti memiliki tingkat stres atau kecemasan yang lebih rendah setelah melakukan kesalahan, ujar Michael.
Nah, dua penelitian bisa jadi saran, bagi yang suka Marah. dari pada hoby marah,,!!!!!! lehih baik Kita ZIKIR Saja....
Comments