Apa Kabar Indonesia

Nasihat bijak

Tak ada larangan seseorang bermimpi terhadap sebuah jabatan . bagikaum muslim, baik yang sekarang terpilih menjadi anggota dewan, yang berharap-harap di panggil menjadi menteri atau yang siap-siap menjadi presiden sebaiknya bacalah syarat-syarat dari Rasulullah SAW ini.


Pertama, jangan ambisius untuk meraih jabatan. apalagi demi kepentingan nafsu, baik pribadi maupun kelompok. sebab prilaku demikian akan menghilangkan jaminan pertolongan Allah SWT. nabi memberi wejangan ''wahai abdurrahman ibn samurrah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika engkau di beri jabatan karena meminta, maka engkau akan di tinggalkan untuk mengurusinya sendiri. dan bila engkau di beri jabatan itu bukan meminta, maka engkau akan di bantu (ALLAH) untuk menunaikannya. (riwayat bukhari).


Memang motivasi nafsu pribadi dari calon pejabat mustahil ia sampaikan terus terang, sebab yang demikian berarti bisa bunuh diri. tetepi rasullah SAW memberi alat deteksi, yaitu dari prilaku calon yang rajin mencari dukungan dan rekomondasi dari berbagai pihak agar terpilih. beliau bersabda: barang siapa yang mencari kekuasaan dan dia meminta rekomendasi/dukungan dari berbagai pihak, maka ia akan di tinggalkan untuk mengurusnya sendiri. dan bila ia di paksa untuk memegang jabatan tersebut, maka ALLAH akan turunkan malaikat untuk membimbingnya. (riwayat Al-bazzar dalam fath al-ba'kri karya ibn hajar:XX/165).


Karena itu, sebai umat nabi SAW tidak sepatutnya menyerahkan amanah atau pilihan kepada calon pejabat semacam itu. memeng tidak di sepakati haram, tapi moralitas yang tinggi pasti menghadang untuk memilih orang dengan profil demikian. dalam kondisi tertentu, di negara dengan sistim demokrasi yang memberikan peluang yang sama antara muslim dan non muslim, antara muslim yang lurus dan sesat, maka jabatan itu layak-bahkan mungkin-wajib di rebut oleh pihak muslim yang lurus. sebab, saat demikian jabatan tak lain adalah senjata, sementara menyerahkan senjata kepada orang sesat adalah jahil murakkab (BODOH KUADRAT). dan cara terbaiknya adalah dengan kesepakatan komunitas kaum Muslimin atas seorang yang terbaik di antara mereka untuk di persaingkan dengan pilihan dari pihak lawan.


kedua, capable (mampuh). dalam kondisi dimana seorang muslim melihat dirinya secara obyektif mempunyai potensi untuk menjabat, maka boleh mengajukan diri dengan syarat betul-betul bebes dari nafsu dan demi menegakan keadilan. contohnya adalah apa yang di lakukan oleh nabi yusuf dengan cara mengajukan diri kepada raja Rayyan ibn al-walid untuk menjadi bendahara negara, sehingga dapat melakukan distribusi kekayaan negara dengan adil.

dan menurut hadits, disamping Rasulullah SAW memberi peringatan cukup mengerikan, beliau juga masih memberi peluang untuk mendapat keutamaan bagi yang mampu menegakan keadilan. ia bersabda: barang sipa meminta kekuasaan atas kaum muslim hingga ia mendapatkanya kemudian keadilannya dapat mengalahkan kezalimannya, maka baginya surga. dan barang siapa kezalimannya mengalahkan keadilan maka baginya neraka. (riwayat abu dawud)

Menimbang dua syarat yang begitu berat dan membandingkan dengan fenomena yang terjadi, nampaknya jauh panggang dari api. maka alih-alih dapat keberuntungan, sebaliknya keberuntungan berada di depan mata, jadilah ungkapan yang tepat, maunya berburu jabatan ternyata berebut kesengsaraan di akhirat. "Lallahu a'lam bissyawab".

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MALUNSEMAHE

Samurai Peninggalan Jepang di Gorontalo

Nazaruddin Serahkan Bukti Aliran Dana Demokrat ke KPK