Amanah Atau Nafsu Jabatan

Amanah Atau Nafsu Jabatan, Jika mau kaya, cobalah mencalonkan menjadi anggota dewan, Demikian kalimat yang sering muncul dari bibir Rakyat Kecil sekelas Abang bentor, Sopir, Atau Penjual Kaki Lima. 

Pemilu lalu, Adalah pelajaran berharga bagib kita semua. lihat pemandangan paling fenomenal tersebut. Masih jelas di pelupuk mata, para calon anggota legislatif kita mengerahkan segala potensi yang di miliki Demi memastikan diri dapat kursi di gedung DPR. berbagai cara di gunakan, mulai dari yang normal, sampai dengan jurus MABUK. tebar foto ukuran saku sampai ukuran raksasa. tebar pesona, bagi-bagi sembako sampai tebar uang. semua sudut kota sampe gang-gang sempit di penuhi dengan baliho dan poster. untuk menaikan citra bahkan membawa foto kakek,nenek, dan bapak mereka. sebuah usaha yang di bilang sangat luar biasa.

Mesikapi sesama muslim yang tertpilih menjadi anggota legislatif baik dengan segenap kekurangan dan kelebihannya sudah semastinya demi harapan kondisi yang lebih baik, amar makruf dan nahi munkar harus di lakukan. kalimat haq harus di tegakan doa juga harus di sertakan. bila niatnya salah segera di luruskan, jika tidak capable segera sadar dan belajar. begitu pula kalau belum sadar bahwa mereka sedang bertarung melawan legislator pembelah kebathilan, Allah subhanahu wa ta'ala (SWT) memberinya hidayah demi perjuangan islam.

Al-fudhailb ibn' Iyadh menyampaikan pesannya: andaikan aku memiliki doa mustajab, aku akan gunakan kecuali untuk mendoakan kebaikan imam (penguasa). sebab, jika akugunakan sendiri, maka manfatnya hanya terbatas untukku. dan jika aku gunakan untuknya, maka jika ia baik, maka baik pula seluruh rakyat dan negara."(Al-Muunawi, faidh al-qadir syarh al jami" al-shaghir,).

Tak salah jika orang bijak mengajarkan agar manusia berhati-hati menyikapi tiga serangkai yang hampir tidak terpisahkan: harta, tahta, dan wanita. celakanya, justru tiga hal yang itulah paling memantik ambisi, sehingga banyak orang yang buta norma dan etika saat berambisi merebut atau mempertahankan kekuasaan, jabatan publik sudah di pandang sebagai lorong ajaib menuju keberuntungan besar yang berimplikasi kepada perubahan nasib. tak heran meskipun tidak rasional perbandingan antara potensi diri dan modal'' nyalon'' bukan sedikit orang yang gila jabatan seperti ini tidak siap di ganti. dan tak sedikit kasus mantan pejabat yang terkena strok atau di landa post power syndrom......>>>>>>>>>>




Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MALUNSEMAHE

Samurai Peninggalan Jepang di Gorontalo

Nazaruddin Serahkan Bukti Aliran Dana Demokrat ke KPK